TUGAS SOFTSKILL
EKONOMI KOPERASI (PELUANG PASAR DAN PENCIPTAAN NILAI TAMBAH PRODUK)
I KOMANG AGUS PANDE
14213159
2EA04
A.PELUANG PASAR
Membaca peluang pasar
merupakan hal yang esensial yang wajib hukumnya bagi seorang entrepreneur.
Membaca peluang pasar tidak hanya dilakukan untuk bagi seorang entrepreneur
yang ingin memulai usahanya, namun sebagai pondasi saat kita bergelut di dunia
bisnis. Karena kelihaian kita dalam membaca peluang pasar tidak hanya dilakukan
untuk memulai suatu usaha, namun keahlian dalam membaca peluang usaha ini juga
harus dimiliki kita kita ingin mengembangkan usaha kita, melakukan segmentasi
pasar, maupun pada saat melakukan perluasan usaha Namun seringkali, kemampuan
membaca peluang pasar ini seringkali tidak pas sasaran, sehingga apa yang telah
menjadi ekspektasi pada saat kita memulai usaha seringkali tidak
tercapaiPertama-tama kita harus teliti dahulu konsep dari melihat peluang
usaha. Apa yang kita inginkan dari melihat peluang usaha atau peluang bisnis?
Jenis bisnis atau usaha untuk kita tekuni, benar. Apa yang kita cari dari usaha
atau bisnis yang kita tekuni?
Melihat
Membaca peluang pasar
diibaratkan seperti seorang anak yang ingin membaca,namun sebelum ia bisa
membaca ia harus bisa melihat hal apa saja yang harus ia baca .. Dalam konteks
membaca peluang pasar, maksud dari melihat disini adalah kita melihat apa yang
menjadi masalah dari fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita dan siapa yang
mengalami masalah tersebut, yang
kemudian kita cari celah agar kita dapat menembus peluang di dalam
celah-celah kecil tersebut.
Mendengar
Mendengar dalam hal
ini maksudnya adalah bagaimana kita mengetahui secara langsung tentang
kebenaran masalah yang terjadi di pasar. Mendengar disini juga memiliki tujuan
agar kita mengenal lebih dekat dengan konsumen, sehingga masalah yang
didapatkan lebih tepat sasaran.
Membaca
Setelah kita melihat
dan mendengar mengenai masalah yang terjadi, kemudian semuanya kita baca
perlahan tentang apa yang telah kita lihat dan dengar. Penting untuk diingat,
kita membaca bukan untuk menghafal, tetapi untuk memahami. Demikian juga yang
terjadi pada tahap membaca berikut ini, usaha kita tidak akan pernah sukses
apabila kita terpatok pada teori. Sebaliknya apabila kita memahami apa yang
telah kita lihat dan dengar, hasilnya akan lebih baik daripada kita menghafal.
Selain itu juga dalam
tahap membaca ini, perlu diingat bahwa jangan ada satupun poin yang terlewatkan
untuk dibaca, dipahami, dan dianalisis. Karena seberapa kecilpun poin yang
telah dihasilkan, akan memiliki peranan yang cukup dapat diperhitungkan dalam
kesimpulan akhir yang dibuat.
Menulis
Menulis adalah tahap
terakhir dari keempat hal yang dilakukan oleh seorang anak kecil kita ia akan
mempelajari hal baru. Setelah kita melihat, mendengar, dan membaca , kita perlu
untuk menuangkan semua analisis yang telah diambil dalam tahap membaca. Semua
poin harus tertuang baik-baik di dalam sebuah tulisan yang kemudian akan menjadi tolak-ukur atau
pegangan yang akan menuntun kita saat kita benar-benar terjun dalam
mengaplikasikan semua itu.
v Sebelum anda memulai usaha, anda juga harus
mempertimbangkan hal penting dalam memulai usaha. Seperti :
1. Jenis usaha.
2. Jenis produk
3. Target konsumen
4. Lingkungan
5. Legalitas
6. Beresiko kecil
7. Modal
v Dan tidak hanya hal tersebut saja tetapi kita
harus melihat beberapa aspek berikut ini:
1. Jenis Usaha.
sebagai wirausahawan kita harus mempunyai Visi dan Misi. Jika usaha bersifat
tren, usaha itu tidak akan berlangsung lama setelah bergantinya tren jaman, namun
usaha itu akan mempunyai prospek saat tren itu menjadi top topik jaman itu.
Jika usaha bersifat intuisi, atau dengan kata lain adalah obsesi, cita-cita,
sebaiknya pikirkan ulang dan buat suatu hal yang unik dan berbeda, juga
kembangkan bisnis panggilan jiwa (intuisi) tersebut.
2. Produk .Teliti dan
kaji baik-baik, karena itu akan mendapatkan keuntungan hanya dari produk yang
terjual. Apakah produk tersebut cepat
habis, sehingga pelanggan mempunyai traffic atau perputaran omzet yang banyak?
Apakah produk tersebut lama habisnya
tetapi keuntungan besar ketika produk terjual?
3. Target Pasar.
Produk bisa terjual jika terdapat pasar yang mana produk tersebut akan terjual
di dalamnya. Tentukan pasar, atau tempat entah itu kota lain, pulau lain,
bahkan ekspor ke negara lain jika perlu agar produk tersebut terjual.
4. Usaha Di Sekitar
kita. Jika kita sudah menemukan jenis
usaha, kita harus melihat satu aspek lagi, yaitu melihat usaha di sekitar.
Banyaknya pesaing mengakibatkan produk kurang terjual, bahkan yang mengerikan
adalah tidak terjualnya produk kita. Kita harus melihat para pesaing dan kita
harus yakin kita akan berhasil, terlebih kita harus mencobanya! Jangan takut
mencoba, karena kita tahu bahwa langkah yang jauh dimulai dari langkah pertama.
Contoh peluang usaha
yang saya dapatkan dari lingkungan sekitar,ketika saya menjual beberapa produk
makanan pedas karena pada saat itu makanan tersebut sedang tren saya menjualnya
kepada para mahasiswa karena harga tersebut sangat terjangkau dikalangan mahasiswa,lalu
saya menjual pulsa dikelas karena dilihat dari posisi lingkungan sekitar
disekitar tersebut jarang ditemui para penjual pulsa sehingga saya berfikiran
untuk memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjual pulsa dari mulut k mulut.
Peluang bisnis dapat
muncul dari hobi kita sendiri, yang sebelumnya mungkin Anda tidak sadar bahwa
hobi Anda bisa dijadikan sebagai usaha. Kalau hobi atau bidang yang Anda kuasai
saat ini belum layak untuk dijadikan peluang bisnis, Anda membutuhkan ide-ide
yang menimbulkan peluang bisnis. Bagaimana cara menimbulkan ide itu? (bn)
B.NILAI TAMBAH PRODUK
Pengertian Nilai Tambah Produk Pertanian
Nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu
komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan
dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat didefinisikan
sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya bahan baku dan input
lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah selisih antara
nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin ini tercakup
komponen faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan
balas jasa pengusaha pengolahan (Hayami et al, 1987).
Berdasarkan pengertian tersebut, perubahan nilai bahan baku
yang telah mengalami perlakuan pengolahan besar nilainya dapat diperkirakan.
Dengan demikian, atas dasar nilai tambah yang diperoleh, marjin dapat dihitung
dan selanjutnya imbalan bagi faktor produksi dapat diketahui. Nilai tambah yang
semakin besar atas produk pertanian khususnya kelapa sawit dan karet tentunya
dapat berperan bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang
besar tentu saja berdampak bagi peningkatan lapangan usaha dan pendapatan
masyarakat yang muara akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Akan tetapi kondisi yang terus berlangsung saat ini produk kelapa sawit dan
karet dalam jumlah yang signifikan diekspor tanpa mengalami pengolahan lebih
lanjut di dalam negeri. Akhirnya keuntungan nilai tambah atas kedua produk
pertanian tersebut hanya dinikmati oleh pihak asing.
Industri dan Pengembangan Produk Kelapa Sawit dan Turunannya
Komoditas agroindustri merupakan subsektor pertanian yang
diharapkan dapat berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi, penerimaan
ekspor, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, dan pemerataan
pembangunan wilayah. Ditinjau dari cakupan komoditasnya, terdapat ratusan jenis
tanaman tahunan dan tanaman musiman dapat tumbuh subur di Indonesia, sehingga
pembangunan agroindustri akan dapat menjangkau berbagai tipe komoditas yang
sesuai dikembangkan di masingmasing daerah di Indonesia. Dilihat dari hasil
produksinya, komoditas perkebunan merupakan bahan baku industri dan barang
ekspor, sehingga telah melekat adanya kebutuhan keterkaitan kegiatan usaha
dengan berbagai sektor dan subsektor lainnya. Di samping itu, jika diamati dari
sisi pengusahaannya, sekitar 85 persen komoditas agro merupakan usaha
perkebunan rakyat yang tersebar di berbagai daerah. Dengan demikian pembangunan
industri agro akan berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat, terutama melalui perannya dalam menciptakan lapangan kerja dan
distribusi pemerataan pendapatan.
Bisnis minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia
berkembang pesat pada dekade 1990–2000an dengan daya saing yang relatif bagus.
Areal kelapa sawit tumbuh dengan laju sekitar 11% dari 1.126 juta ha pada tahun
1991 menjadi 3.584 pada tahun 2001 (Susila, 2004b). Perkembangan berikutnya
(2000–2005) pertumbuhan ekspor CPO Indonesia dan dunia selalu positif. Pada
periode ini, Malaysia masih lebih dominan daripada Indonesia, meski produksi
Indonesia lebih tinggi. Pangsa ekspor CPO Malaysia rata-rata mencapai lebih
dari 50% ekspor CPO dunia, sementara pangsa ekspor Indonesia belum mencapai 40%
(Nuryanti, 2008).
Sejak tahun 2006, Indonesia berhasil menggeser posisi
Malaysia sebagai produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia, lebih cepat dari
yang diproyeksikan semula yaitu tahun 2010. Dalam lima tahun terakhir, peran
Indonesia sebagai produsen CPO dunia meningkat tajam menjadi 44,3% pada 2008,
sejalan dengan pesatnya pertumbuhan produksi yang tumbuh rata-rata 9,1 persen
per tahun. Sebaliknya peran Malaysia turun secara tajam dari 49,8% pada tahun
2000 menjadi 40,9% pada tahun 2008 (Miranti, 2010). Minat untuk terus membuka
lahan kebun sawit baru, pada tahuntahun mendatang masih akan sangat besar. Ini
disebabkan oleh harga CPO di pasar dunia yang masih akan terus naik, mengikuti
kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional (Purwantoro, 2008;
Nuryanti, 2008). Selain itu, minyak nabati, terutama CPO akan terus dilirik
sebagai bahan biodiesel karena harganya jauh lebih murah (Tanet al., 2009).
Konsistensi peningkatan ekspor ini menurut kajian INDEF
(2007) menunjukkan bahwa:
a. Serapan CPO oleh industri domestik masih rendah karena
industri hilir kelapa sawit yang tidak berkembang.
b. Nilai tambah tertinggi diperoleh dari produksi CPO, bukan
dari produk turunannya.
Pengusaha masih lebih tertarik pada industri primer (CPO)
yang cenderung padat tenaga kerja, bukan padat modal karena untuk memproduksi
produk turunan diperlukan dana investasi yang tinggi.
c. Tersedianya pangsa pasar dunia atas minyak sawit dengan
pengembangan industri hilir dan sumber energi alternalif (biodiesel)
Kelapa sawit (CPO) merupakan salah satu tanaman perkebunan
yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan. Hilirisasi kelapa sawit
antara lain memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani dan masyarakat,
menciptakan nilai tambah di dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, pengembangan
wilayah industri, proses alih teknologi, dan untuk ekspor sebagai penghasil
devisa. Di luar itu, dari sisi upaya pelestarian lingkungan hidup, tanaman
kelapa sawit yang merupakan tanaman tahunan berbentuk pohon (tree crops) dapat
berperan dalam penyerapan efek gas rumah kaca, seperti CO2, dan mampu
menghasilkan O2 atau jasa lingkungan lainnya, seperti konservasi biodiversity
atau eko-wisata (Kementan, 2007). Tanaman kelapa sawit juga menjadi sumber
pangan dan gizi utama penduduk dalam negeri, sehingga keberadaannya berpengaruh
sangat nyata dalam perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Komoditas kelapa sawit merupakan primadona perdagangan
ekspor Indonesia pada sub-sektor perkebunan dan merupakan salah satu industri
pertanian yang strategis. Prospeknya ditunjukkan oleh peningkatan produksi yang
sejalan dengan tingkat permintaannya. Kelapa sawit juga merupakan salah satu
dari sedikit komoditas agribisnis Indonesia yang memiliki daya saing di pasar
Internasional .
Meskipun memiliki industri bahan baku yang melimpah, namun
perkembangan industri ini masih kalah dibandingkan dengan Malaysia yang
kapasitas produksinya mencapai dua kali lipat dari Indonesia. Sebagai gambaran,
Indonesia menguasai sekitar 12 persen permintaan oleochemical dunia yang
mencapai enam juta metrik ton per tahun, sementara Malaysia mencapai 18,6
persen. Industri hilir Malaysia mampu mengolah CPO menjadi lebih dari 120 jenis
produk bernilai tambah tinggi, sedangkan Indonesia baru belasan produk.
Industri oleokimia merupakan industri yang strategis karena selain keunggulan
komparatif yakni ketersediaan bahan baku yang melimpah juga memberikan nilai
tambah produksi yang cukup tinggi yakni di atas 40 persen dari nilai bahan
bakunya (ICN, 2009a; Rai, 2010).
Industri oleokimia adalah industri antara yang berbasis
minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Dari kedua jenis produk
ini dapat dihasilkan berbagai jenis produk antara sawit yang digunakan sebagai
bahan baku bagi industri hilirnya baik untuk kategori pangan ataupun non
pangan. Di antara kelompok industri antara sawit tersebut salah satunya adalah
oleokimia dasar (fatty acid, fatty , fatty amines, methyl esther, glycerol).
Produk-produk tersebut menjadi bahan baku bagi beberapa industri seperti
farmasi, toiletries, dan kosmetik (Depperin, 2009; ICN, 2009a; Gumbira-Sa’id,
2010 ).
Menurut Didu (2003), dari segi nilai tambah, semakin jauh
diversifikasi produk dilakukan akan memberikan nilai tambah yang sangat
signifikan. Produk level pertama kelapa sawit berupa CPO akan emulsifier
(300–400 persen), dan kosmetik (600–1000 persen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar